K.H Agus Salim, Pencetus Kata Pandu
Siapa yang tak mengenal K.H Agus Salim? Beliau merupakan salah satu tokoh besar yang cukup berpengaruh dalam pergerakan Bangsa Indonesia. Seorang tokoh yang juga aktivis Sarekat Islam itu lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Agam, Sumatra Barat, Hindia
Belanda. Beliau merupakan anak ke-empat dari pasangan Sultan Moehammad
Salim dan Siti Zainab.
Berasal dari keluarga yang berada,
membuat K.H Agus Salim dapat bersekolah di Eugere Europeesch Lagere School (ELS),
dilanjutkankeHoogereBurgerschool (HBS) di Batavia.Kecerdasannya yang berada di atas rata-rata membuatnya menjadi lulusan terbaik HBS di tiga kota sekaligus yaitu, Batavia,Surabaya, dan
Semarang pada usianya 19 tahun. Pada tahun 1915, beliau memulai kariernya sebagai jurnalis di Harian Neratja sebagai redaktur II yang akhirnya bisa diangkat sebagai ketua redaksi. Karirnya di dunia
jurnalistik begitu melesat baik hingga menjadi pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta.
BERKENALAN DENGAN SAREKAT ISLAM
Pada tahun yang sama pula
disaat karier jurnalistiknya yang sedang
naik, Agus Salim muda bergabung dengan Sarekat Islam. Bersamaan
juga dengan H.O.S Tjokroaminoto dan Abdul Muis. Mereka bertiga juga menjabat sebagai Volskraad (wakil rakyat) Hindia Belanda.
NamunTjrokroaminoto dan Abdul Muis mengundurkan diri sehingga Agus Salim harus menggantikan posisinya selama empat tahun (1921-1924).
Karena ada hal yang mengecewakan dengan pemerintah Hindia Belanda, akhirnya
Agus Salim juga ikut mengundurkan diri dan memilih aktif di Sarekat Islam. Saat
aktif dalam kegiatan Sarekat Islam, Agus Salim
sempat merasakan masa perpecahan SI pada tahun 1923 ketika Semaun menginginkan agar SI lebih condong ke kiri. Agus Salim dan
Tjokroaminoto tentu menolaknya. Hingga akhirnya SI terbelah dua menjadi Sarekat Rakyat (kemudian hari menjadi PKI) oleh Semaun dan
Sarekat Islam itu sendiri. Pada tahun 1934,
Agus Salim menggantikan posisi Tjokroaminoto yang meninggal
dunia sebagai ketua SI.
PADVINDEERIJ MENJADI PANDU
Dahulu kepanduan lebih dikenal dengan sebutan Padvindeerij/Padvindeer (Bahasa Belanda). Hal ini dikarenakan memang pemerintah Hindia Belanda waktu itu memiliki organisasi kepanduan yang notabene berbahasa Belanda. Salah
satu organisasi yang cukup terkenal waktu itu adalah NIPV (Nederland
IndischePadvindeer Vereniging). Berawal dari situ pula muncul organisasi kepanduan yang didirikan
oleh pribumi. Meskipun banyak organisasi kepanduan pribumi waktu itu, tetapi semua masih menggunakan bahasa Belanda yaitu Padvindeer. Tetapi belakangan, kata padvindeerrij dilarang digunakan oleh organisasi kepanduan non-belanda waktu itu. Oleh karena pelarangan tersebut, Agus Salim
memperkenalkan kata pandu dan kepanduan. Hal ini disampaikannya pertama kali ketika Kongres Sarikat Islam pada tahun
1928 di Banyumas. SI yang waktu itu juga memiliki organisasi kepanduan sendiri yaitu SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij) mulai mempergunakan kata pandu
(pelaku) dan kepanduan itu sendiri. Sejak saat itulah kata kepanduan diperkenalkan.
Post a Comment