PART 1 : Ketahui Dasar-Dasar Panjat Tebing Ini Agar Hal Buruk Tidak Terjadi!
Sumber : pinterest.com |
GUBUKBERKISAH.MY.ID- Panjat tebing merupakan salah satu cabang dari berbagai jenis kegiatan yang bisa dilakukan di alam terbuka, untuk melakukannya kita perlu memahami dasar-dasar panjat tebing hingga prosedur pemanjatan.
Dasar-dasar panjat tebing mencakup pengenalan alat, memahami kondisi medan, perintisan jalur, metode dan teknik, hingga resiko yang akan dihadapi.
Berikut ini dasar-dasar panjat tebing yang harus diketahui agar terhindar dari bahaya-bahaya di alam bebas.
Panjat tebing merupakan salah satu jenis kegiatan mountaineering. Ketiga jenis kegiatan mountaineering adalah sebagai berikut :
1. Hill Walking/Hiking
Hiking merupakan kegiatan perjalanan mendaki bukit yang relatif landai, derajat kemiringan medan yang dilalui berkisar antara 10° - 35°. Fungsi kaki dominan dalam menambah jarak, alat pengaman dan alat bantu relatif belum digunakan. Contohnya kegiatan pendakian Gunung Lawu, dll.
2. Scrambling
Scrambling adalah suatu kegiatan pendakian yang melewati medan terjal, dengan derajat kemiringan antara 35°-60°. Kaki berfungsi dominan untuk menambah jarak dan tangan menjadi alat keseimbangan. Pada kemiringan dengan derajat sebesar itu, kegiatan scrambling sering disebut rayapan pada medan terjal. Terkadang membutuhkan alat bantu tali untuk mengamankan posisi dan keseimbangan. Contoh pendakian dari Pasar Bubrah ke puncak Merapi.
3. Climbing
Pada kegiatan climbing atau panjat tebing, medan terjal yang ditemui memiliki derajat kemiringan sekitar 60° ke atas. Tangan dan kaki berguna untuk menahan beban tubuh dan menopang posisi agar dapat terus melakukan pemanjatan. Diperlukan alat bantu khusus yang lebih lanjut akan dijelaskan pada artikel ini. Pada dasarnya, panjat tebing dibagi menjadi dua yaitu, rock climbing (medan berbatu), dan snow & ice climbing (medan es dan salju).
Peralatan pembantu dalam kegiatan panjat tebing antara lain :
- Tali karmantel :
Tali karmantel dibedakan menjadi dua jenis yaitu tali statis dan dinamis. Tali statis memiliki kelenturan 2-5% dan cenderung kaku. Sering digunakan untuk tali evakuasi. Sedangkan tali dinamis memiliki kelenturan 5-15% dan lebih fleksibel. Tali ini digunakan sebagai pengaman pemanjat yang dioperasikan oleh belayer. Lebih lanjut pada artikel selanjutnya akan dijelaskan simpul-simpul terkait tali karmantel ini.
- Sling dan Webbing :
Tubular webbing atau tali jiwa adalah tali berserat kuat yang bisa digunakan sebagai konektor maupun membuat tambatan awal (anchor) dan juga hardness tali tubuh.
- Harness/Tali tubuh :
Harness digunakan sebagai pengaman tubuh saat melakukan pemanjatan.
- Prusik
Tali yang memiliki mantel dengan ukuran lebih kecil daripada karmantel. Sering digunakan sebagai alat bantu ascending maupun kegunaan lain.
- Carabiner :
Merupakan salah satu alat yang berfungsi sebagai konektor (penghubung) dengan berbagai jenis bentuk seperti screw gate, snap, three act lock, dual lock, dll.
- Piton/Paku Tebing
- Chok Stone
Pengaman sisip, berguna untuk mengaitkan tali belay pemanjat pada medan terjal yang memilii celah diantara bebatuan.
- Hammer/Palu
- Hanger/ Pengait
- Hand drill/Bor
- Puley/Katrol
Berguna untuk melakukan penarikan, memperlancar lajt karmantel.
- Sepatu
- Chalk Bag
Kantong kapur.
- Ascender
Ascender atau alat naik, bisa berupa tali prusik, jumar, shunt, croll. Saat ini ada pula alat ascending bernama PMX Power Ascend yang bertenaga baterai, mampu menarik pemanjat secara otomatis.
- Descender
Descender atau alat turun, bisa berupa figure of eight, ID, Autostop, dll.***
Post a Comment