Urgensitas Penggunaan Pisau Bagi Pramuka

Pisau Wenger Scout Series. (Foto: sakwiki.com)

Artikel ini telah tayang di Buletin Cikal Kwarcab Kota Surakarta Edisi V Desember 2022.

Pisau pernah menjadi salah satu kelengkapan seragam yang harus dibawa oleh seorang pandu. Penggunaannya sangat masif, terlebih di era sebelum 1961. Meski saat ini dalam aturan seragam tidak disebutkan penggunaan pisau, tetapi disadari atau tidak kebutuhan pisau sebagai tools atau peralatan dalam kegiatan kepramukaan sangatlah penting. Walaupun cara membawanya juga tidak perlu sampai disandang di pinggang. Sebagai perbandingan, masih ada NSO (National Scout Organization) di luar negeri yang 
memperbolehkan penggunaan pisau di kalangan pandu. Salah satunya adalah kepanduan Inggris atau UK Scouts, negara asal kepanduan.
Dilansir dari www.scout.org.uk pisau sendiri tidak dilarang untuk digunakan dan dibawa oleh seorang pandu. UK Scouts juga mengeluarkan safety guidance terkait pemakaian pisau bagi anggota mereka. Salah satu yang menarik adalah terkait legalitas pemakai melalui pengawasan ketat oleh Scout Leader (dalam terminologi Gerakan Pramuka Indonesia berarti Pembina Pangkalan). Posisi pembina disini sangat berperan penting. Dalam petunjuk pemakaian pisau tersebut disebutkan bahwa seorang pembina harus memastikan kondisi peserta didiknya baik secara fisik maupun psikis sebelum benar-benar berhak membawa dan menggunakan pisau. Pembina juga harus mendapatkan ijin dari orangtua peserta didik untuk mendapatkan legalitas pemakaian pisau. Kemudian baru memberikan ijin berdasarkan aspek pertimbangan urgensitas pisau dalam kegiatan kepanduan.
Penggunaannya juga tidak diekspos seperti militer ketika membawa pisau, melainkan 
menyimpannya ditempat yang “aman”. Definisi “aman” yang dimaksud disini adalah tersimpan dengan baik dengan tidak menunjukkannya di muka publik untuk mengurangi resiko penyalahgunaan dan tanda-tanda intimidasi. Harus disadari juga bahwa organisasi kepanduan bukanlah organisasi militer, sehingga penggunaan pisau disini adalah sebagai tools atau alat dan dilarang keras digunakan sebagai senjata beladiri maupun senjata serang. 
Pisau Pramuka sendiri memang masih banyak berseliweran di toko-toko online. Tetapi pisau yang dijual tersebut tidak memiliki nilai guna sama sekali, alias hanya sebagai aksesoris. Padahal bila kita melihat kegiatan kepramukaan yang ada, kegunaan pisau harusnya dapat sangat membantu. Pisau Pramuka juga merupakan bentuk representasi dari motto “Be Prepared”. “Lebih baik disiapkan tetapi tidak dipakai daripada tiba-tiba dipakai tetapi tidak siap”, ungkapan itu sangat cocok untuk menjadi alasan kenapa pisau Pramuka diperlukan. Kegunaan pisau bagi Pramuka sendiri juga tidak melulu saat berkegiatan di alam terbuka. 
Lantas bila demikian, bagaimana dengan kegiatan kepramukaan di kota-kota?. Salah satu yang paling sesuai dengan kebutuhan Pramuka di kota adalah pisau multitool yang memiliki banyak fitur. Saat ini sudah banyak sekali pisau-pisau multiguna yang menyediakan berbagai fitur selain bilah pisau tunggal. WOSM sendiri pada rentang 2008-2013 pernah mengeluarkan pisau bersama perusahaan multitool terkenal yaitu Wenger dengan nama “Official World Scout Knife”. Seri tersebut masuk dalam katalog Wenger dengan nama “Wenger Scout Series” yang hadir dalam beberapa varian jenis multitool. Pisau ini memiliki fitur tambahan seperti pembuka botol, kikir kuku, obeng, gergaji kecil, gunting lipat, pembuka kaleng, dan pinset kecil di sisi body-nya. Selain pisau multiguna, WOSM juga pernah mengeluarkan pisau lipat dengan perusahaan lain yaitu Opinel dengan nama “World Scout Opinel 
Knive”. Dilansir dari www.sdgs.scout.org pisau tersebut hanya untuk Pramuka berusia 18 tahun ke atas yang mana bila menyesuaikan golongan di Gerakan Pramuka, maka yang berhak menggunakan
adalah Penegak dan Pandega. Dengan adanya pisau multitool sebenarnya dapat mengakomodir kebutuhan sehari-hari Pramuka khususnya di kota.
Fitur tambahan seperti gunting lipat bisa sangat membantu apabila dibutuhkan untuk memotong kertas bila diperlukan. Pembuka kaleng misalnya, juga dapat digunakan saat hendak membuka makanan kaleng yang sehari-hari bisa ditemukan di toko swalayan. Fitur kikir kuku (nail file) juga sangat membantu ketika Pramuka hendak membersihkan kuku. Banyaknya fitur tambahan yang terdapat dalam pisau multitool sudah sangat lengkap sebagai alat bantu sehari-hari. Sehingga prinsip kesiapan dalam segala situasi secara otomatis terpenuhi. Baik pisau bilah tunggal (fix blade), pisau multiguna (multitool), maupun pisau lipat (folding knife) seluruhnya bisa sangat membantu dalam berbagai situasi. Semua bergantung pada kebijaksanaan penggunanya. Satu hal yang perlu diingat bahwa pisau Pramuka bukanlah senjata, melainkan alat bantu untuk kehidupan sehari-hari. Pramuka sebagai pengguna harus memiliki pola pikir yang
menempatkan pisau sebagai tools, bukan sebagai weapon. Always Be Prepared!.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.