Navigasi Darat Bermodal Aplikasi GPS Smartphone Boleh-boleh Aja Kok!

Foto penulis saat berpose sok keren sembari berlatih navrat di pegunungan Lawu sebelah selatan beberapa waktu lalu. (Foto: Nicholas Agatho).  


Keterbatasan isi dompet mendorong saya untuk berimprovisasi dalam menajamkan kemampuan navigasi darat. Ya kali beli Garmin, mending tumbas sengsu!

GUBUKBERKISAH.MY.ID- Navigasi darat merupakan kemampuan yang umum diajarkan bagi para petualang, pandu (pramuka), militer, hingga para arkeolog atau mungkin bahkan surveyor tanah.  

Bukan tanpa sebab, ilmu ini memang penting sekali dikuasai agar penggunanya tidak mengalami disorientasi medan (atau yang terburuk, tersesat). Meski begitu, navigasi darat kerap menjadi momok yang mengerikan setiap kali pendidikan dasar khususnya bagi para siswa. 

Angka,derajat, huruf-huruf, dan bentuk peta yang tak se-sederhana denah di halaman belakang undangan kondangan mantanmu itu memang sering kali buat pusing. 

Sebenarnya dewasa ini, navigasi darat telah mengalami perkembangan yang pesat dan banyak membantu penggunanya. 

Mulai dari adanya kompas orienteering yang lebih ringkas karena bisa sekaligus digunakan sebagai protaktor, hingga teknologi GPS satelit yang bisa memberi koordinat lokasi secepat balasanmu pada gebetan itu memang terbukti memudahkan pengguna. 

Masalahnya peralatan yang bernama Global Positioning System alias GPS itu harganya memang tidak bisa disamakan dengan sego kucing wedangan Mbah Loso Karanganyar. 

Terlebih buat saya yang merupakan golongan mendang-mending ini, sudah pastibelum mampu (doakan biar bisa kebeli, aslinya ngidam juga hehe) untuk membeli GPS. 

Tak menyerah, saya pun berkonsultasi dengan pelatih saya semasa diksar dulu. Betapa kagetnya ketika belio, sesepuh SAR di kampus ternama Solo itu menyarankan saya untuk menginstall aplikasi GPS di smartphone

Tadinya saya pikir belio akan menyarakan alat GPS dengan harga murah yang merk-nya tak perlu se- high end Garmin atau Suunto. Bahkan KW pun juga nggak masalah bagi saya. 

Tapi ketika belio menyarankan hal tersebut, saya pun malah tambah penasaran. Aplikasi GPS sebenarnya bisa dengan mudah diunduh melalui Playstore. Ada banyak pilihan yang bisa dipilih, namun kali ini pelatih saya menyarankan untuk memakai aplikasi GNSS Viewer. 

Disclaimer dulu genk, artikel ini samsek tidak di endorse ya, jadi ini murni sharing pengalaman saja untuk memperkaya perspektif dan referensi buat kawan-kawan yang sering main navrat (navigasi darat). 

Saya pun mencobanya dan ternyata fiturnya cukup lengkap. Aplikasi ini terdapat tracker yang bisa membuat jalur perjalanan (semacam peta perjalanan) selama kita bergerak. 

Gambar peta perjalanan GNSS Viewer. (Foto: Istimewa)

GNSS Viewer juga bisa di setting untuk sistem UTM maupun Geografis. Tak berhenti sampai di situ, aplikasi ini juga memiliki fitur altimeter yang sangat berguna ketika dipakai mendaki gunung.

Gambar aplikasi GNSS. (Foto: Istimewa)
















Saya pun semakin tertarik untuk menggunakannya bersamaan dengan metode konvensional untuk koreksi seberapa akuratkah aplikasi ini. 

Pada pertengahan Desember lalu, atas ajakan peserta didik saya, kami pun berangkat ke wilayah Gunung Lawu. Lokasi yang kami pakai untuk menguji aplikasi ini berada di sekitar Bukit Mongkrang, Tlogo Dlingo wilayah yang sangat terkenal untuk berlatih navigasi darat. 

Sesampainya di puncak Candi 2 saya mencoba membandingkan titik koordinat yang ada di aplikasi dengan hasil reseksi yang saya lakukan menggunakan metode konvensional. 

Hasilnya tidak jauh meleset. Pada kolom akurasi di aplikasi, tampak angka 3 meter, yang artinya cukup akurat. Saya pun juga sadar bahwa aplikasi ini ternyata masih dapat digunakan ketika tidak ada sinyal. Namun tetap harus mengaktifkan fitur lokasi pada smartphone. 

Berikut hasilnya : 

Hasil uji lapangan aplikasi GNSS Viewer. (Foto: Dokumen pribadi)

Koordinat yang berada di bagian atas didapatkan dari aplikasi GNSS Viewer (Sistem UTM; 520494,9151037). Sedangkan pada bagian bawah merupakan hasil reseksi yang saya lakukan (Sistem UTM; 520420, 9151000). 

Saya cukup takjub melihat hasilnya. Meski tak sama persis dan masih menyisakan selisih jarak yang kecil, tetapi tingkat akurasi aplikasi ini patut diacungi jempol. 

Setelah mengujinya langsung di lapangan, saya pun tidak risau lagi untuk memastikan kedudukan posisi saya ketika bergerak di alam bebas. Adanya aplikasi ini, ke depannya akan saya manfaatkan sebagai alat koreksi ketika melalukan reseksi. ***










Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.