Be Prepared! Yuk Kenal Lebih Dekat Every Day Carry
Ilustrasi Multitool EDC. (Sumber: Pixabay.com) |
GUBUKBERKISAH- Pernahkah anda melihat alat multifungsi berisi pembuka botol, pisau kecil, gunting lipat, dan sebagainya dalam satu bentuk? Atau mungkin melihat senter kecil yang cukup ringan dibawa kemana-mana?.
Beberapa waktu lalu, seorang kawan menawarkan pada saya alat multifungsi seperti di atas. Multitool kecil berwarna hitam dengan harga yang cukup lumayan.
Sebagai orang perkotaan yang sehari-hari juga membutuhkan berbagai alat multifungsi, akhirnya dompet yang sudah terlanjur menganga ini turut memuntahkan isi untuk membelinya.
EDC (everyday carry) bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti “setiap hari dibawa”. Ini merujuk pada peralatan yang sering kita pakai sehari-hari ketika hidup di perkotaan. Hal yang khas dari EDC adalah peralatan yang mudah, ringkas, dan tidak memakan banyak tempat.
Mulanya, EDC lahir dari perlengkapan simple yang selalu dibawa seorang petualang di alam terbuka. Perlengkapan simple ini juga sering disebut “survival kit”, berisi peralatan yang ringkas, lengkap, dan membantu dalam situasi darurat.
Ini sejalan dengan prinsip dasar bertahan hidup untuk selalu siap. EDC kemudian bertransformasi sebagai bentuk kesiapan dalam menghadapi segala kemungkinan darurat yang bisa terjadi di perkotaan.
Buku saku kecil, pulpen, jam tangan, dan sapu tangan tanpa disadari sebenarnya sudah merupakan kit EDC yang sering dibawa oleh mayoritas orang, khususnya kaum urban yang bekerja di perkantoran.
Ada beberapa peralatan yang biasa masuk ke dalam kit EDC seperti multitool, pisau lipat, sendok lipat, korek, alat komunikasi seperti handphone maupun handy talkie, dan senter. Peralatan ini bukanlah hal yang baku, Anda bisa membuat sendiri kit EDC sesuai kebutuhan sehari-hari. Semisal Anda adalah seorang mandor yang bekerja di medan proyek.
Tentu multitool dengan kelengkapan tang dan obeng akan lebih baik dibawa ketimbang memilih multitool berisi gunting kuku.
Kit bisa disertai dengan kelengkapan darurat seperti fire starter (benda berbahan magnesium dan ferrocerium pemantik api) untuk berjaga-jaga kalau-kalau korek Anda diambil teman, P3K ringkas untuk luka luar atau bisa juga disesuaikan kebutuhan pribadi, serta peluit kecil dan pulpen taktis yang dilengkapi dengan pemecah kaca.
Kelengkapan darurat ini mungkin tidak setiap hari digunakan, atau bahkan sama sekali tidak digunakan. Namun, tidak ada salahnya bila Anda memasukkannya ke dalam kit EDC untuk berjaga-jaga. Lebih baik disiapkan tapi tidak dipakai, daripada tiba-tiba dipakai tapi tidak siap.
Bila dilihat lebih jauh, EDC selalu menonjolkan multitool sebagai ciri khasnya. Kit EDC tanpa multitool, rasanya seperti kurang lengkap.
Multitool dan kawan-kawan
Multitool atau alat multiguna adalah sekumpulan peralatan ringkas berisi obeng, tang, gunting, pisau, pembuka botol, dan lain-lain yang umumnya dapat dilipat dan diintegrasikan dalam satu bentuk.
Merk ternama seperti Victorinox, Gerber, Wenger, atau Leatherman mungkin tidak asing lagi bagi mereka yang sudah berkecimpung lama di dunia peralatan EDC.
EDC dapat dimasukan ke dalam pouch atau kantong saku sederhana yang didalamnya sudah berisi sekat. Meski sebenarnya ini juga bukan hal yang baku dan bisa dimasukkan ke kantong apapun, tapi sekali lagi EDC memiliki ciri khas lain yaitu nuansa tactical.
Tas kecil dengan velcro di luarnya, ditambah dengan patch berperekat menjadikan salah satu keunikan lain dari gaya hidup ini.
Nuansa “tactical” ini bersumber dari peralatan ringkas ala militer. Selain petualang di alam terbuka yang memiliki survival kit, EDC juga terpengaruh dari emergency gears atau peralatan ringkas yang dimiliki oleh setiap personel militer.
Dilansir dari merdeka.com Karl Essener adalah seorang penemu pisau multiguna pertama yang muncul dari idenya pada tahun 1884. Pisau inilah yang di kemudian hari menjadi merk ternama Victorinox. Bila Anda pecinta film jadul era 80-an, pisau ini juga sering nongol dalam serial TV McGyver.
EDC di Indonesia
Saat ini EDC memang belum terlalu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Pelaku gaya hidup EDC juga masih didominasi oleh kalangan pegiat alam terbuka, pecinta alam, Pramuka, SAR dan militer. Namun hal ini bukan berarti kalau nantinya masyarakat di luar kalangan tersebut juga ikut memilikinya.
Selain EDC untuk kebutuhan sehari-hari, rupanya BNPB juga telah mensosialisasikan tas siaga bencana. Ini bisa dikatakan sebagai bentuk EDC dalam kondisi bencana dan baiknya dipersiapkan sejak dini khususnya Anda yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Setidaknya isi dari tas siaga bencana adalah pakaian selama 3 hari, P3K, obat pribadi, alat komunikasi, surat-surat berharga, makanan yang cukup dan tahan lama, senter, jas hujan, air minum, uang secukupnya, peluit, dan masker.
Itulah EDC atau everyday carry. Sekumpulan peralatan ringkas yang mudah dibawa dan membantu dalam kehidupan sehari hari. Yuk, siap untuk selamat dengan membawa EDC.
Post a Comment